CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Rabu, 14 Mei 2008

ANTARA KESEDIHAN DAN INTROFEKSI

Setiap perpisahan akan meninggalkan luka dan kesedihan bagi yang mengalaminya. Baik perpisahan di dunia maupun perpisahan yang mengharuskan seseorang pergi untuk selamanya (meninggal dunia).

Luka dan kesedihan yang sangat mendalam akan kita alami jika ada diantara orang yang kita cintai pergi untuk selamanya. Karena kepergiannya tidak memberi harapan untuk dapat bertemu dengannya untuk selama-lamanya. Berbeda dengan perpisahan di dunia, kemungkinan besar masih ada kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang meninggalkan kita.

Hampir semua orang di dunia ini pernah merasakan ditinggalkan oleh orang yang di cintai. Apakah orang tua, kakak, adik, saudara ataupun teman. Kesedihan akan menghinggapi kita. Sedikit penyesalan mungkin juga akan kita rasakan. Menyesal, karena waktu yang diberikan kepada kita bersama orang yang kita cintai, belum mampu kita gunakan untuk membahagiakan dia. Menyesal, ternyata banyak luka yang kita torehkan dihatinya ketika dia bersama kita. Serta banyak lagi penyesalan lain yang kita rasakan yang mungkin tidak mampu kita ungkapkan melalui kata-kata.

Namun, apakah kesedihan dan penyesalan itu saja yang dirasakan ketika dihadapan kita, terbaring kaku jasad salah satu diantara orang-orang yang kita sayangi, disertai ratapan pilu dan tetesan air mata? Tanpa ada sedikit rasa takut, jikalau satu tahun yang akan datang,satu bulan yang akan datang, satu minggu yang akan datang, satu hari yang akan datang, satu jam yang akan datang, satu menit yang akan datang bahkan satu detik yang akan datang adalah giliran kita yang terbujur kaku dihadapan orang-orang yang kita sayangi. Takut..Seandainya bekal yang kita punya tidak mencukupi untuk membela kita diakhiratnya, Takut, seandainya masih banyak kemaksaiatan yang kita lakukan, yang nantinya semakin menambah berat timbangan kejahatan kita.

Ya...semoga saja kesedihan dan luka yang dirasakan karena ditinggal pergi selamanya oleh orang-orang yang kita sayangi tidak membuat kita putus asa dan terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Tapi semoga bisa menjadi bahan introfeksi diri untuk berbuat yang lebih baik lagi dalam sisa-sisa umur yang diberikan. Karena tidak ada perpisahan yang meninggalkan kebahagiaan